Wednesday, February 23, 2011

Ahmadiah Qadian & Lahore Sama-sama Sesat


Mirza Ghulam Ahmad

JAI (Jemaat Ahmadiyah —Qadyan— Indonesia) dan GAI (Gerakan Ahmadiyah —Lahore— Indonesia); mereka sama-sama mengimani Tadzkirah (kitab suci Ahmadiyah, yang disebut kumpulan wahyu muqoddas —suci— yang diyakini sebagai wahyu dari Allah kepada Mirza Ghulam Ahmad).


Padahal inti kesesatannya yang sampai mereka dihukum sebagai kafir, kerana Mirza Ghulam Ahmad mengaku nabi dan rasul yang mendapatkan wahyu kemudian dikumpulkan dalam bentuk kumpulan wahyu yang dinamai Tadzkirah itu.


Segala kesesatan sampai Mirza Ghulam Ahmad mengaku nabi dan Rasul, bahkan mengaku kedudukannya sebagai anak Allah, atau bahkan MGA itu dari Allah, dan Allah itu dari MGA; semuanya ada di Tadzkirah, dan diyakini oleh Ahmadiyah Qadyan maupun Lahore. Itu adalah kemusyrikan yang nyata.


Ahmadiyah Lahore tidak mahu menerima pemahaman bahwa kekhalifahan hanya dipegang oleh anak cucu Mirza Ghulam Ahmad. Maka sejak matinya Nuruddin Bairawi, Ahmadiyah pecah jadi dua, Qadyan dan Lahore. Basyiruddin memimpin JA (Jemaat Ahmadiyah) Qadyan sebagai Khalifah yang kedua menggantikan Nuruddin, sedang Muhammad Ali memimpin AL (Ahmadiyah Lahore).


Dari Basyiruddin dan selanjutnya seakan kekhalifahannya itu adalah kerajaan. Itulah perbezaannya antara Ahmadiyah Qadyan dan Lahore. Sebenarnya sama, hanya beza hal-hal yang seperti tersebut.


Keputusan Muktamar II Mujamma’ al-Fiqh al-Islami (Akademi Fiqih Islam) di Jeddah, Desember 1985 M tentang Aliran Qadiyaniyah, antara lain menyatakan bahawa aliran Ahmadiyah yang mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi sesudah Nabi Muhammad SAW dan menerima wahyu adalah murtad dan keluar dari Islam kerana mengingkari ajaran Islam yang qath'i dan disepakati oleh seluruh ulama Islam bahawa Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.Teks Keputusan tersebut adalah sebagai berikut:


إِنَّ مَاادَّعَاهُ مِيرْزَا غُلاَم أَحْمَد مِنَ النُّبُوَّةِ وّالرِّسَالَةِ وَنُزُوْلِ الْوَحْيِ عَلَيْهِ إِنْكَارٌ صَرِيْحٌ لِمَا ثَبَتَ مِنَ الدِّيْنِ بِالضَّرُوْرَةِ ثُبُوْتًا قَطْعِيًّا يَقِيْنِيًّا مِنْ خَتْمِ الرِّسَالَةِ وَالنُّبُوَّةِ بِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَّهُ لاَيَنْزِلُ وَحْيٌ عَلَى أَحَدٍ بَعْدَهُ، وَهذِهِ الدَّعْوَى مِنْ مِيرْزَا غُلاَم أَحْمَدَ تَجْعَلُهُ وَسَائِرَ مَنْ يُوَافِقُوْنَهُ عَلَيْهَا مُرْتَدِّيْنَ خَارِجِيْنَ عَنِ اْلإِسْلاَمِ، وَأَمَّا الَّلاهُوْرِيَّةُ فَإِنَّهُمْ كَالْقَادِيَانِيَّةِ فِي الْحُكْمِ عَلَيْهِمْ بِالرِّدَّةِ، بِالرَّغْمِ مِنْ وَصْفِهِمْ مِيرْزَا غُلاَم أَحْمَدَ بِأَنَّهُ ظِلٌّ وِبُرُوْزٌ لِنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ.

"Sesungguhnya apa yang didakwa Mirza Ghulam Ahmad tentang kenabian dirinya, tentang risalah yang diembannya dan tentang turunnya wahyu kepada dirinya adalah sebuah pengingkaran yang tegas terhadap ajaran agama yang sudah diketahui kebenarannya secara qath'i (pasti) dan meyakinkan dalam ajaran Islam, iaitu bahwa Muhammad Rasulullah adalah Nabi dan Rasul terakhir dan tidak akan ada lagi wahyu yang akan diturunkan kepada seorangpun setelah itu. Keyakinan seperti yang diajarkan Mirza Ghulam Ahmad tersebut membuat dia sendiri dan pegikutnya menjadi murtad, keluar dari agama Islam. Aliran Qadyaniyah dan Aliran Lahoriyah adalah sama, meskipun aliran yang disebut terakhir (Lahoriyah) meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad hanyalah sebagai bayang-bayang dan perpanjangan dari Nabi Muhammad SAW". (Keputusan Mujamma’ al-Fiqh al-Islami —Akademi Fiqih Islam— Organisasi Konferensi Islam (OKI) Nomor 4 (4/2) dalam Muktamar II di Jeddah, Arab Saudi, pada tanggal 10-16 Rabi' al-Tsani 1406 H / 22-28 Desember 1985 M).


Beza Ahmadiyah Qadyan, Ahmadiyah Lahore, dan Islam


Menurut penelitian M Amin Djamaluddin ketua LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam mengenai Ahmadiyah di Indonesia sebagai berikut:


Dari segi keorganisasian, Jemaat Ahmadiyah Indonesia memiliki dua kelompok yang berbeza dengan keyakinan (aqidah) yang berbeza pula. Pertama, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, kelompok ini biasa disebut dengan Ahmadiyah Qadiyan. Kedua, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, biasa disebut Ahmadiyah Lahore.


Jemaat Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Qadiyan)
Kelompok Jemaat ini memiliki keyakinan bahwa:

  1. Mirza Ghulam Ahmad a.s itu seorang nabi dan rasul.
  2. Mirza Ghulam Ahmad a.s menerima wahyu.
  3. Wahyu-wahyu tersebut diturunkan kepada Nabi Mirza Ghulam Ahmad di India.
  4. Menurut buku putih mereka, wahyu-wahyu tersebut ditulis Nabi Mirza dan terpencar dalam de\\lapan puluh enam buku (Buku Putih, Kami Orang Islam, PB JAI, 1983, hal. 140-141).
  5. Wahyu-wahyu yang terpencar itu kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku bernama: Tadzkirah ya’ni wahyul muqoddas (Tadzkirah adalah: kumpulan wahyu-wahyu suci/sebuah kitab suci yaitu kitab suci Tadzkirah).
  6. Mereka mempunyai kapling kuburan syurga di Qadiyan (tempat kuburan nabi Mirza). Kelompok ini menjual sertifikat kuburan surga tersebut kepada jama’ahnya dengan mengenakan harga yang sangat mahal. (salinan sertifikat kuburan syurga di Rabwah, dari buku Ahmad Hariadi, Mengapa Saya Keluar dari Ahmadiyah Qadiyani, Rabithah Alam Islami, Makkah Mukarramah, 1408H/1988M, hal, 64-65).
  7. Qadiyan dan Rabwah bagi mereka adalah sebagai tempat suci.

Gerakan Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Lahore)
Kelompok Jemaat ini memiliki keyakinan bahwa:

  1. Mirza Ghulam Ahmad a.s itu seorang mujaddid (pembaharu) Islam.
  2. Mirza Ghulam Ahmad a.s muhaddats (orang yang berbicara dengan Allah secara langsung).
  3. Mirza Ghulam Ahmad a.s menerima wahyu. Adapun wahyu yang diterima Mirza merupakan potongan-potongan dari ayat Al Qur’an. Penurunan ayat yang sepotong-sepotong itu bukan bererti membajak ayat Al Qur’an. Menurut keyakinan mereka “Itu bukan urusan Mirza Ghulam Ahmad, tetapi urusan Allah”. (PB GAI, Agustus 2002, hal. 13).
  4. Seluruh wahyu-wahyu yang diterima Mirza Ghulam Ahmad itu adalah betul-betul wahyu yang datang dari Allah SWT.

Ahmadiyah berbzda jauh dengan Islam

Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhoi-Nya, bukan pendapat manusia, tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang mengatakannya.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali ‘Imran [3] : 19).

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ(85)

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali ‘Imran [3] : 85).

Nabi Muhammad SAW menjelaskan secara gambling:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِى أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِىٌّ وَلاَ نَصْرَانِىٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ ».

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah saw bahwa beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa saw ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita saw bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).

Dalam penerapan agama itu maka tidak ada pilihan lain lagi, apabila Allah dan rasul-Nya telah menentukan sesuatu.

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzaab [33] : 36)

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. An-Nuur [24] : 51)

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلكِنْ رَّسُوْلَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّيْنَ، وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi; dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Ahzab [33]: 40)

وَأَنَّ هذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ، ذلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-An’am [6] : 153)

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لاَ يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ … (المائدة : 105)

“Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu, tiadalah orang yang sesat itu akan memberi madharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk…” (QS. al-Ma’idah [5] : 105)

Hadits Nabi shallallahu ‘alahi wasallam.; a.l.:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ، لاَنَبِيَّ بَعْدِيْ (رواه البخاري(

Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada nabi sesudahku.” (HR. Bukhari).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدِ انْقَطَعَتْ، فَلاَ رَسُوْلَ بَعْدِيْ وَلاَ نَبِيَّ

Rasulullah SAW bersabda: “Kerasulan dan kenabian telah terputus; karena itu, tidak ada rasul maupun nabi sesudahku” (HR. Tirmidzi)


Mengenai berbagai betapa sesatnya Ahmadiyah dan adanya kelompok-kelompok yang mengaku Islam namun justru membela aliran sesat Ahmadiyah dapat dibaca di buku Kyai kok Bergelimang Kemusyrikan, karya Hartono Ahmad Jaiz dkk, Pustaka Nahi Munkar, Jakarta-Surabaya, 2008, atau cetakan edisi lux yang terbit di Saudi Arabia dan beredar di berbagai kota di sana.


Di antara kesesatan Ahmadiyah selain meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi adalah memalsu dan memelesetkan ayat. Contohnya, Ahmadiyah memelesetkan ayat tabbat yadaa abi lahab. Lanjutannya bukan maa aghnaa ‘anhu maaluhuu wamaa kasab, tetapi maa kaana lahuu an yadkhula fiihaa illaa khaaifaa (Dia tidak masuk ke dalamnya —neraka— kecuali dengan rasa takut).


Masih banyak ayat-ayat yang dipalsukan, dijelaskan dalam buku itu, di samping aliran-aliran sesat lainnya dengan aneka penyesatannya pula.

Seakan buku itu sebagai lanjutan dari buku Aliran dan Paham Sesat di Indonesia yang membincang berbagai corak aliran sesat.


Hartono Ahmad Jaiz, penulis buku Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat



http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/ahmadiyah-qadyan-dan-ahmadiyah-lahore-sama-sama-pemalsu-islam.htm

Saturday, February 19, 2011

Ilmu & Dakwah Umpama Makan & Buang Air

Saya berpandangan... menuntut ilmu dan berdakwah itu seumpama makan dan buang air.

Sebagaimana pada setiap hari kita mesti makan, mesti ada benda masuk ke dalam tubuh jasmani kita, seperti itu jugalah pada setiap hari mesti ada ilmu yang masuk ke dalam tubuh rohani kita. Sehari tanpa makanan, kita tak tertahan. Seperti itulah sepatutnya kita usahakan... tak tertahan sekiranya sehari tanpa input ilmu, khususnya ilmu agama.

Banyak jenis makanan masuk ke perut kita, tetapi makanan ruji mesti ada. Jika rujinya beras, nasilah. Jika rujinya gandum, rotilah umpamanya. Jika rujinya jagung, jagunglah. Ilmu agama ialah makanan ruji kepada tubuh rohani kita. Kita tak sepatutnya berpuas hati sekiranya dalam sehari tiada ilmu-ilmu agama yang masuk, walaupun pelbagai 'makanan tidak ruji' lain sudah banyak yang masuk. Istiqamahlah dengan rutin sebegini.

Dakwah pula ibarat buang air. Ada sesiapa yang tidak buang air berupa air kecil, air besar ataupun berpeluh dalam sehari? Buang air ialah proses mengeluarkan sesuatu daripada dalam tubuh jasmani kita, dan ia mesti dilakukan pada setiap hari.

Semestinya dakwah begitu juga. Pada setiap hari hendaknya kita keluarkan sesuatu daripada diri rohani kita dan sebarkannya kepada orang lain, walaupun sekadar satu perkataan ataupun satu gerakan.

Pastinya kita tak sedap badan jika dalam sehari tidak makan dan buang air. Maka wajarlah berasa tak sedap badan (demam rohani) kalau sehari tanpa input ilmu dan output dakwah... mengikut kemampuan masing-masing.

"Ilmu dan dakwah itu umpama makan dan buang air, yang setiap hari ia mesti masuk ke dalam diri dan keluar daripada diri."


Abu Zulfiqar
28 Disember 2010
22 Muharram 1432

*Para sahabat yang berfaham Tajdid Segar mestilah mengusahakan perkara ini.

SUMBER

Usrah Raya, Pilihan Raya, Jalan Raya

Saiyidina Umar al-Khattab selaku ketua daulah umat Islam berjaya mendapatkan Palestin. Begitu juga dengan Sultan Salahuddin al-Ayyubi. Lembaran sejarah menunjukkan Palestin berjaya dibebaskan dengan adanya ‘kuasa pemerintahan negara Islam’. Maka tahulah kita mengapa Israel pengecut sedang bertambah kecut hari ini dengan situasi di negara jirannya, Mesir.


Israel sudah sekian lama membikin kira-kira. Mereka tahu, seandainya Mesir dipulangkan kepada rakyat, Ikhwanul Muslimin akan berperanan besar. Hal ini membawa maksud dalam beberapa tahun nanti Mesir akan jadi sebuah negara Islam. Yang dimaksudkan dengan ‘negara Islam’ di sini ialah sebuah negara yang DIPERINTAH OLEH ORANG ISLAM dan SISTEM PEMERINTAHANNYA juga sistem Islam. Itu sekurang-kurangnya.


Mesir sebuah negara yang kuat. Kata sebahagian orang tua-tua pada suatu zaman, “Kalau hendak pergi berperang, bawalah tentera Mesir, pasti akan mencapai kemenangan”. Tentera sukarelawan Ikhwanul Muslimin pernah menyerbu ke Palestin dan berjaya mengundurkan tentera Israel. Ketika itu ada tentera Ikhwanul Muslimin sudah nampak pun bumbung Masjidil Aqsa. Di saat-saat Israel setenat itu, tiba-tiba kesemua sukarelawan dan tentera diarahkan pulang oleh Mesir. Pemerintah Mesir sendiri yang memberikan oksigen kepada Isarel yang sedang nyawa-nyawa ikan. Permainan ini tidaklah kita bahaskan panjang lebar di sini kerana pasti akan jemulah anak cucu mendengar akan dia.

Disangkakan pulang ke Mesir akan disambut sebagai wira, ataupun setidak-tidaknya dibenarkan hidup seperti biasa. Malangnya ramai tentera sukarelawan ini ditangkap dan disumbat ke dalam penjara. Yang dibunuh dan yang ghaib pun ada.


Dengan wujudnya sebuah negara Islam (sebagaimana yang disebutkan di atas tadi), peluang untuk membebaskan Palestin sangat cerah. Hal inilah yang dibimbangi oleh Israel pengecut. Dengan tentera sukarelawan yang terdiri daripada orang kampung, kerani, guru dan lain-lain pun mereka hampir tumbang, apakan lagi jika yang datang itu nanti tentera Mesir di bawah pemerintahan Islam.


Ikhwanul Muslimin sudah lama belajar. Banyak pengalaman yang mereka lalui. Melalui USRAH RAYA (sel-sel usrah ‘underground’ sejak zaman Imam Asy-Syahid Hasan al-Banna) mereka hanya mampu menggegar Mesir. Mereka tambah lagi melalui PILIHAN RAYA, mereka mula dapat sedikit kuasa melalui kemenangan calon-calon tajaan mereka. Itu belum cukup. Mereka tambah lagi dengan yang terbaru iaitu melalui JALAN RAYA. Setakat ini (5 Februari 2011) nampak kesannya begitu hebat.

Kita faham bahawa demokrasi tajaan Barat. Demokrasi menjadi salah satu senjata Barat untuk mengekang kebangkitan Islam. Kita faham ini semua, sebab itu kita tidak beriman dengan demokrasi. Namun kita melibatkan diri kerana ada peluang-peluang tertentu yang boleh kita ambil ke arah membangkitkan semula Islam. Demokrasi dan pilihanraya ialah salah satu cara, bukan satu-satunya cara. Namun kita tak akan sia-siakan salah satu cara ini begitu sahaja. Kita usaha sekadar yang termampu.


Contohilah Ikhwanul Muslimin. Dari USRAH RAYA, mereka tambah dengan PILIHAN RAYA. Dari PILIHANRAYA, mereka tambah lagi dengan JALAN RAYA. Selepas itu barulah kita ke JAGAD RAYA. Mana-mana perjuangan pun pasti ada yang perlu dikorbankan. Itu fitrah perjuangan.


Tapi... perjuangan puluhan tahun Ikhwanul Muslimin ini bermula dengan sistem tarbiyyah yang mantap melalui USRAH RAYA mereka. Jangan sesekali kita yang tidak cukup tarbiyyah ini terus ke tahap ketiga iaitu JALAN RAYA (walaupun sesekali perlu juga turun ke jalanraya)! Nanti hancur semua, dan usaha untuk membina apa yang kita ada hari ini akan memakan masa puluhan tahun pula. Banyak perkara bermula dengan FAHAM. Faham pula terhasil daripada tarbiyyah. Tarbiyyah pula hendaklah tarbiyyah yang seimbang. WaAllahua’lam.


Abu Zulfiqar


sumber

Pluralisme Ancaman Baru di Malaysia


Najib Tun Razak (tengah) melaungkan '1Malaysia' ketika bergambar bersama 32 orang Tuai Rumah Panjang dari Belaga, Sarawak selepas melakukan perjumpaan tertutup di Pusat Dagangan Dunia Putra (PWTC) semalam. - utusan/Abdul Razak Latif


KUALA LUMPUR 18 Feb. - Fahaman pluralisme kini muncul sebagai ancaman terbaru di kalangan umat Islam di negara ini dan justeru mereka wajib menghindarkannya kerana ia jelas bertentangan dengan akidah serta syariat Islam.


Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak berkata, bagi mengekang pengaruhnya beliau mahu para ulama, guru-guru agama, pihak berkuasa agama termasuk Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) bersama-sama bertanggungjawab menyedarkan umat Islam supaya tidak terpengaruh dengan fahaman itu.


Beliau berkata, hakikatnya Islam tidak boleh disamakan dengan agama lain kerana agama yang benar di sisi Allah hanya Islam sahaja.


''Apatah lagi sekiranya ada umat Islam yang membawa fahaman pluralisme. Perkara-perkara seperti ini mesti kita betulkan. Kita boleh hormat agama lain kita jangan hina agama lain.


''Namun dari segi akidahnya dan dari segi kebenarannya di sisi Allah tidak boleh disamakan dengan agama Islam,'' katanya ketika berucap pada merasmikan Multaqa Guru Takmir seluruh Malaysia di Pusat Dagangan Dunia Putra (PWTC) di sini hari ini.


Najib berkata, selain fahaman pluralisme umat Islam turut terdedah dengan pengaruh liberalisme serta hindonisme yang jika dibiarkan boleh menyebabkan mereka terpesong daripada syariat serta akidah Islam.


''Mahu tidak semua pihak termasuk ulama, guru-guru agama serta guru-guru takmir menegakkan kebenaran agama dengan berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah,'' katanya.


Dalam sidang akhbarnya selepas itu Najib sekali lagi menegaskan, semua pihak perlu menghormati agama-agama lain sama ada dari segi haknya atau dari segi undang-undang menurut Perlembagaan Persekutuan.


''Namun begitu ia tidak boleh sama dari segi akidah. Jangan ada salah faham. Nanti ada orang akan salah faham bahawa saya merendahkan kedudukan agama lain, tidak.


''Saya cuma mahu bezakan dari segi akidah kerana fahaman pluralisme ini adalah salah dari segi agama Islam dan itu fakta yang saya hendak jelaskan,'' katanya.


Ketika ditanya sejauh mana seriusnya pengaruh fahaman itu di Malaysia, beliau berkata, fahaman itu perlu segera dibendung.


''Jika kita tidak berbuat sesuatu ia boleh merebak. Pada peringkat sekarang ia masih terbatas cuma di kalangan pihak tertentu sahaja. Sesuatu (tindakan) perlu dilakukan kerana fahaman ini boleh mengeliru dan menyesatkan umat Islam,'' katanya.

sumber

Lagu Satu Umat



SATU UMAT

Akhir zaman
jemaah bertumbuhan
Sesamanya
tiada berhubungan

Keakuan
dan sikap kekamian
gantikanlah
dengan kekitaan

Kekhilafan
salinglah meraikan
Perjuangkan
kekhalifahan

Bergeraklah
sebagai satu umat
Lidi bertabur
jadikannya seikat


Lagu : Abu Zulfiqar
Lirik : Abu Zulfiqar
Nyanyian : Abu Zulfiqar

* Lagu ini dijadikan lagu tema laman Satu Umat http://satuumat.blogspot.com/
* Liriknya berisi beberapa saranan Dakwah Tajdid Segar

Dialog dengan Penganut Agama Asalama

MAHADAYA MENULIS:

Yang jelas Islam bukanlah agama Tuhan kerana mereka membuat hukum-hukum agama yang bercanggah dengan hukum-hukum Tuhan. Hukum-hukum Tuhan adalah jelas dan sesiapa yang menambah atau menukar hukum Tuhan jelaslah kufur. Apabila Islam menukarkan hukum-hukum Tuhan, mereka menyesatkan ramai manusia yang kini menganggap bahawa hukum-hukum yang diadakan itu terdapat di dalam al quran padahal ianya tidak.


Hamba berikan contoh:

"Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan REZEKI yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang memikirkan. (67) Al Nahala (* An-Nahl)


Tuhan menyatakan bahawa arak iaitu minuman yang memabukkan adalah rezeki yang baik. Jadi, apa hukum Islam? Haram bukan? Jadi orang Islam mengharamkan apa yang Tuhan nyatakan sebagai rezeki yang baik. Manusia kemudian menolak al Quran kerana ianya bercanggah dengan pemahaman mereka bahawa arak itu halal namun Islam menyesatkan mereka dengan hukum buatan manusia. Jadi, Islam bukan agama Tuhan kerana ianya berhukum selain hukum Tuhan.



ABU ZULFIQAR MENULIS:

Hendak berinteraksi dengan ayat-ayat Al-Quran, kenalah tahu cara-caranya, bukan boleh ikut nafsu serakah dan pemahaman suka-suka sendiri. Sebaiknya tuan belajar dan berguru cara-cara hendak berinteraksi dengan ayat-ayat Quran terlebih dahulu sebelum mengupas sendiri.


Lihat maksud ayat yang tuan petik itu baik-baik:

“Dan dari buah KURMA DAN ANGGUR.”


Langkah pertama, kita hendak pastikan konteks penggunaan perkataan “DAN” dalam ayat di atas.



Buah kurma dan buah anggur... adakah kedua-duanya benda yang sama? Adakah kurma itu anggur dan anggur itu kurma? Tentulah jawapannya “tidak sama”. Kedua-duanya membicarakan dua perkara yang berbeza walaupun kedua-duanya jenis buah. Maka fahamlah kita bahawa perkataan “DAN” dalam konteks ayat itu TIDAK MENYAMAKAN kedua-dua benda tadi, bahkan membezakannya.


Lihat pula perkataan seterusnya: “MINUMAN YANG MEMABUKKAN dan REZEKI YANG BAIK.” Adakah minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik itu perkara yang sama? Tentulah tidak juga kerana yang memabukkan bukan rezeki yang baik, dan rezeki yang baik bukan yang memabukkan. Buktinya, perkataan “DAN” di tengah-tengah itu kegunaannya ialah untuk MENUNJUKKAN PERBEZAAN, bukan untuk menunjukkan persamaan walaupun kedua-duanya ialah hasil daripada buah-buah tadi.


Untuk menghalalkan usaha anda menghalalkan arak dan mendakwa rosaknya agama Islam, ayat itu sepatutnya berbunyi :

“Kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan lagi/ iaitu rezeki yang baik.”

“Kurma dan anggur, kamu beroleh rezeki yang baik berupa minuman yang memabukkan.”

Dan seumpamanya.


Malangnya maksud ayat Quran itu berbunyi : “Minuman yang memabukkan DAN rezeki yang baik.” Sudah dijelaskan tadi, perkataan “DAN” dalam konteks ayat itu kegunaannya ialah untuk MENUNJUKKAN PERBEZAAN. (* Minuman yang memabukkan = arak. Rezeki yang halal = cuka)


Selain itu, tuan sepatutnya faham mengapa MINUMAN YANG MEMABUKKAN diletakkan di hadapan REZEKI YANG BAIK. Ceritanya begini. Apabila kurma dan anggur diperam dengan proses tertentu, ia akan bertukar jadi arak yang memabukkan, lagi haram. Selepas melalui proses tertentu pula, arak (kurma atau anggur) tadi akan berubah sifatnya menjadi cuka yang halal pula (rezeki yang baik). Begitu maksud ayat Al Quran itu.


Sebab itulah diletakkan kalimah “minuman yang memabukkan” dan kemudiannya barulah diikuti dengan kalimah “rezeki yang baik”. Alangkah indahnya susunan bahasa dan maklumat dalam Al Quran... bagi mereka yang menggunakan fikirannya.


Mengapalah tuan boleh mentafsir sesuka hati?.......


Sekarang, saya kembalikan kata-kata tuan. Nampaknya tuanlah yang membuat hukum-hukum agama yang bercanggah dengan hukum-hukum Tuhan. Tuhan kata kurma dan anggur yang jadi arak itu haram, dan arak (kurma dan anggur) yang jadi cuka itu halal, iaitu rezeki yang baik. Sedangkan tuan ubahsuai maksud kalam Tuhan dengan berdusta atas nama Tuhan dan Kitabullah, kononnya kurma dan anggur yang dijadikan arak itu halal diminum kerana ia rezeki yang halal.


Sebagaimana kata tuan, hukum Tuhan adalah jelas (*buah yang jadi arak itu haram, buah yang jadi cuka itu halal) dan sesiapa yang menambah atau menukar hukum Tuhan jelas kufur. Tuan menukarkan hukum-hukum Tuhan, menyebarkannya, menyesatkan diri sendiri dan orang lain (terutamanya orang yang hampir dengan tuan). Tuan katakan Al Quran berkata begini begini hukumnya, padahal tidak.


Dalam ayat yang tuan petik itu, Tuhan tak pernah menyatakan arak itu rezeki yang baik. Rezeki yang baik itu ialah cuka. Apa hukum Islam? Sama dengan hukum Tuhan. Apa hukum agama Asalama yang tuan anuti? Tak sama dengan hukum Tuhan. Cuba tuan berfikir dengan hati yang jernih.


Tuan menghalalkan apa yang Tuhan nyatakan sebagai haram. Kemudian tuan menolak kitab Al Quran yang jadi pegangan umat Islam kerana ia bercanggah dengan nafsu tuan yang MENGHALALKAN ARAK. Tuan menyesatkan diri sendiri dan cuba menyesatkan orang lain dengan hukum buatan tuan sendiri. Jadi agama Asalama yang tuan perjuangkan itu bukanlah agama yang diredhai Tuhan kerana ia berhukum dengan selain hukum Tuhan.




Abu Zulfiqar

18 Februari 2011